Puisi Marcus tullius Cicero sang Filsuf dan Orator
Marcus tullius Cicero... ya...
politikus,.. filsuf,.. dan juga orator ulung
Pengembang dari pemikiran
aristoteles tentang retorika.
“Orator handal” itulah yang engkau
kembangkan.
Di Arpinum 106 sebelum masehi
engkau dilahirkan.
Orator ulung berjiwa seni dan
berilmu pengetahuan.
Berpendirian teguh, bijaksana dalam
keputusan.
Karirmu dimulai dari pengacara.
Bak rusa masuk ke kandang singa.
Engkau berani menentang kinerja
buruk gubernur sisilia.
Dengan teguh engkau menghadapinya.
Meski engkau harus dihukum pergi
dari roma.
Cicero
Karyamu bergaya dialog khas plato
Hal itu tak mengherankan bagimu
cicero
Engkau begitu fasih dengan
pemikiran yunani kuno
Ajaranmu tak se-membakar retorika.
Lewat topik pathosnya
Yang tahu membakar amarah.
Dan menggetarkan jiwa.
Engkau tak pernah mengajarkan
“membakar” lewat orasi.
Ajaranmu bahwa orasi
Harus memiliki dasar yang harus
dimiliki
Pengetahuan luas, kemampuan
berakting, dan pemahaman puisi.
“Sebuah ruangan tanpa buku seperti
tubuh tanpa jiwa”
Mengajarkan kita bahwa buku jendela
hidup kita
Buku sebagai pintu pengetahuan
Sebagai jalan dikala hambatan
“Kehidupan mati ditempatkan dalam
memori hidup”
Bahwa memori tak akan pernah redup
Tak terisi walau hanya cukup
Dan mati akan selalu teriringi
selagi nafas terhirup
Itulah kutipanmu
Yang tak lekang oleh waktu
Dan kan teringat selalu
Didalam diriku
Post a Comment